GREEN MANAGEMENT SEBAGAI PELAKSANAAN ETIKA BISNIS UPAYA KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN JANGKA PANJANG
New challenges in global competition is how companies can survive and
thrive based on economic logic that links the environment, production
resources, innovation and competitive advantage. This article discusses
the activities of the company based on ethics, especially those related
to environmental ethics through Green Management approach.
The importance and necessity of the world Indonesia business role in
Saving the environment is time to begin. It's no longer just rhetoric,
but it should be an integral part of corporate strategy and the part of
management
thinking. Through the Green Management, can the industry play a role as
well as carry out activities of its business ethics? Is a thing to the
contrary between the achievement of strategic corporate objectives with
the implementation of ethical business through green management? Is the
Green Management can make the company sustainable life? Through a green
approach to ethics management in business activity
The
company is expected to be able to live sustainably on the one hand and
on the other hand is able to contribute to. Stakeholders, and more
broadly is to play a part in saving the environment and the universe. If
companies
start doing, is expected to mobilize and involve stakeholders to also
do this. No matter how small something is done but done consistently and
continuously, the result undoubtedly be very meaningful
to the lives of the environment and its contents.
Keywords: Business ethics, green management, sustainability,
competitive strategy.
PENDAHULUAN
Perusahaan-perusahaan
semakin sadar akan pentingnya keberlangsungan jangka panjang usahanya
(sustainable). Kelestarian merupakan salah satu aspek penting yang
menjadi perhatian pihak
manajemen. Di sisi lain beragam tantangan
harus dihadapi. Saat ini, tantangan perusahaan bukan hanya persaingan
global, tetapi juga tantangan lingkunganalam.
Global warming atau pemanasan global, gaungnya telah terdengar sejak
beberapa tahun terakhir. Hampir semua orang mulai pimpinan negara sampai
anak-anak, lembaga besar sampai organisasi
kecilpun gencar
menyuarakannya. Bagaimana menyelamatkan lingkungan, adalah tanggung
jawab bersama. Fenomena ini menyentuh semua lapisan masyarakat dan
institusi, karena menyangkut kehidupan selanjutnya umat manusia dan alam
semesta beserta isinya.
Kesadaran akan pentingnya
masalah ini juga sampai pada tataran dunia bisnis, berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility). Di
negara maju, perusahaan
telah mulai melaksanakannya melalui apa
yang dikenal dengan konsep green environment. Bagaimana di Indonesia?
nampaknya baru sekedar retorika, walaupun beberapa perusahaan telah
memulainya,
tetapi bagaimana menyikapinya masih perlu pemikiran lebih lanjut. Bagi
kebanyakan manajer masih menganggap aneh dan tidak merasa perlu untuk
memberikan respon terhadap perhatian lingkungan. Manajer lebih banyak
berkutat pada masalah lain yang berkaitan dengan bagaimana mencapai
tujuan
perusahaan, terutama yang berkaitan dengan ukuran kinerja finansialnya.
Peran dunia industri dalam hal ini, sebenarnya cukup besar artinya
terutama berkaitan dengan perilaku perusahaan, yang menyangkut perilaku
stakeholdernya.
Jika semua stakeholder dari berbagai
industri di dunia sadar akan hal ini, maka akan memberi kontribusi yang
tidak sedikit bagi kehidupan alam ini. Dari sini penulis ingin
memaparkan secara sederhana bagaimana peran dunia industri dalam
mengurangi dampak pemanasan global melalui green management. Perubahan
lingkungan membawa dampak besar pada perilaku masyarakat. Kesadaran
masyarakat yang semakin baik, termasuk memahami akan
pentingnyakelestarian alam, memberi kesempatan pada perusahaan untuk
melaksanakan berbagai kewajibannya Salah satu kewajiban perusahaan
adalah melaksanakan
tanggung jawab sosial pada lingkungan, yang merupakan salah satu bentuk etika dalam melakukan bisnisnya.
Apakah
Green Management .merupakan bentuk dari. pelaksanakan etika bisnis?
Apakah etika bisnis dalam bentuk Green Management tidak bertentangan
engan arti strategi perusahaan yang merupakan cara mencapai tujuan?
Secara konseptual, tujuan perusahaan yang paling umum adalah mencapai
laba semaksimal mungkin. Apakah respon etika meningkatkan atau
menurunkan kinerja perusahaan? Apakah perusahaan
yang melaksanakan etika bisnis dapat mencapai laba dan dapat menjaga kelangsungan
hidupnya?
Perusahaan pada umumnya berusaha memposisikan diri dalam industri,
karena merupakan dasar dari strategi bersaing. Strategi bersaing sendiri
merupakan sumber dari keunggulan bersaing.
Jika perusahaan perlu memposisikan dirinya secara strategis di lingkungan industrinya
(market environment), maka seharusnya juga harus memikirkan memposisikan diri secara strategis di
non
market environment (legal, social, political). Sehingga perusahaan
dapat menyeimbangkan dirinya antara posisi yang besifat strategis yang
mengarah pada market environment dan juga sekaligus bersifat etis yang
mengarah pada non market environment.
PEMBAHASAN
Perusahaan
bukan hanya perlu menjawab tantangan persaingan global dengan strategi
yang tepat tetapi juga sekaligus menjawab tantangan lingkungan.
Lingkungan perusahaan yang terus berubah,
masyarakat yang semakin
cerdas dan kritis, alam yang juga memerlukan perhatian, menjadikan
manajemen perusahaan perlu membuat terobosan program- program yang
selain etis juga strategis. Untuk itu perlu diketahui pengertian ”etis”
dalam dunia bisnis. Business Ethics Tidaklah mudah mendefinisikan
etika
secara tepat. Secara umum etika adalah cara yang mengatur perilaku
orang atau sekelompok orang dalam masyarakat. Ftika (ethics) adalah kode
yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral
yang mengatur perilaku orang atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau salah (Daft, 2007: 201).
Dari definisi di atas dapat dijabarkan bahwa etika berhubungan dengan nilai- nilai internal perusahaan dan
membentuk keputusan mengenai tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan lingkungan eksternal. Isu etika
hadir
dalam sebuah situasi ketika tindakan yang dilakukan sebuah organisasi
dapat menimbulkan manfaat atau kerugian bagi pihak lain. Menurut Baron,
yang dimaksud dengan etika bisnis adalah aplikasi dari
prinsip
prinsip etika yang diterapkan sehubungan munculnya masalah-masalah dalam
bisnis. "Business ethics is the application of ethics principles to
issues that arise in the conduct of business". (Baron, 2003: 684).
Pelaksanaan
green management dapat dimunculkan karena adanya isu kritis lingkungan
yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak termasuk dunia industri.
Sering kali pelaksanaannya
dapat terhambat, karena manfaat tidak dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan, atau bahkan dirasakan tidak perlu.
Green Management
Salah satu model pendekatan untuk mengevaluasi komitmen suatu
perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan adalah Model Nuansa hijau
(shades of green). Perusahaan yang menggunakan pendekatan ini dapat
dilihat komitmennya dengan berbagai tingkatan kedalaman aktivitas yang
dilakukannya.
Berikut ini pendekatan nuansa hijau dari Freeman, yang membaginya menjadi empat tingkatan.
Nuansa Hijau Perusahaan
Hirarki pendekatan Nuansa Hijau:
- Pendekatan legal: perusahaan cukup melakukan apa yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan hukum
-
Pendekatan Pasar: Perusahaan menyediakan produk yang bersahabat dengan
lingkungan karena pelanggan menginginkan produk semacam itu, bukan
karena komitmen manajemen yang kuat terhadap lingkungan
- Pendekatan stakeholder: Perusahaan berupaya merespons persoalan lingkungan yang diajukan stakeholder
- Pendekatan aktivis: Perusahaan secara aktif mencari cara untuk melakukan konservasi sumber daya di bumi.
Beberapa
perusahaan yang menerapkan green management dalam usahanya untuk
melestarikan lingkungan globalantara lain Samsung, Sharp, Sony, Toyota ,
Honda, Body Shop dan sebagainya. Mungkin masih banyak perusahaan yang
melakukan secara parsial, tetapi banyak pula yang telah menerapkan dalam
hampir keseluruhan aktivitasnya. Tentu saja komitment pihak managemen
diperlukan, sehingga dapat menjadi suatu
"guide " atau panduan
dalam mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan manajerial.
Memasukkan konsep nuansa hijau dalam filosofi yang etis, merasuk dalam
budaya perusahaan tidaklah mudah, memerlukan waktu dan usaha. Ada lima
aspek penting yang sering diperhatikan dalam green management
seperti
yang dilakukan oleh perusahaan elektronik, Samsung. Green Management
consists of five major segments that helping to preserve the global
environment: The greening of management, the greening of products, the
greening of processes, the greening of workplaces, the greening of
communities (Samsung, 2008).
Kesadaran perusahaan
bahwa keberhasilan perusahaan adalah berkat masyarakat, maka perusahaan
perlu memperhatikan kebersamaannya dengan masyarakat dan lingkungan
untuk dapat mempertahankan kelestariannya. Kontribusi perusahaan
menyelamatkan lingkungan alam beserta isinya dapat dimulai dengan
pendekatan nuansa hijau melalui aspek manajemen, produk, proses, tempat
kerja, angkatan kerja dan
masyarakat sekitarnya. The greening of
management, pada aspek ini pihak manajemen membuat kebijakan, menentukan
target jangka menengah/panjang atau target spesifik dibidang
masing-masing dan menentukan visi perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan dapat pula mengadopsi praktik praktik etis yang berkaitan
dengan lingkungan, yang dapat membantu pembuatan program perusahaan agar
dapat terus menerus berkembang. Dalam struktur organisasi dapat pula
dibentuk environment committee atau individu/ spesialis yang bertanggung
jawab.
The greening of products, jika ingin
memperkuat posisi diri dan mapan sebagai perusahaan global, maka salah
satunya adalah harus terlibat dalam keragaman aktivitas yang didasarkan
pada strategi `product environment". Perusahaan perlu mengembangkan
produk produk ramah lingkungan, produk yang bisa didaur ulang, dan
menciptakan citra perusahaan yang produknya "environment friendl" mulai
bahan bakunya
sampai tahap akhir dari produknya. Mempertimbangkan
rasio penggunaan bahan organik terhadap bahan sintetik serta rasio
penggunaan sumber daya natural dan buatan. Memperhatikan penggunaan
sumber daya dan penggantian/ pengadaan kembali sumber daya, merancang
produk yang sustainable, dan
sebagainya. The greening of
processes, perusahaan perlu usaha nyata untuk mengurangi penggunaan
bahan yang menyebabkan pemanasan global, mengurangi konsumsi sumber daya
terutama sumber daya natural. lJsaha keras dalam mengendalikan energi
dengan mengembangkan teknologi alternatif dan mengurangi
energi.
The greening of workplaces, lingkungan kerja yang bersih, pengendalian
polusi, tempat pembuangan limbah yang benar, serta memiliki pengelolaan
dan fasilitas daur ulang. The greening of communities, bekerja sama
dengan masyarakat sekitar, dengan memberikan edukasi pentingnya
pelestarian lingkungan
dan bantuan. Peran perusahaan dalam kaitannya dengan para stakeholder, misalnya menjaga hubungan baik
dengan para pemasok yang mempunyai komitmen pada lingkungan. Selain itu ada pula yang menambahkan:
The
greening of workforce, kebijakan dan prosedur dalam menarik tenaga
kerja, dengan memberikan pelatihan, pendidikan, dan pemahaman budaya
yang berkaitan dengan nuansa hijau perusahaan. Beberapa cara untuk
mengukur green management yang telah ada antara lain melalui sertitikat
yang disebut dengan EMS (Environmental Management Systems) - 1S0 14001,
penilaian aktivitas siklus hidup, waste disposal measures. Menurut
Nogareda dan Ziegler, ukuran dari green management mempunyai pengaruh
positif pada inovasi produk atau proses yang ramah lingkungan dimasa datang. "Ziegler and Rennings (2004)
and
Rehfeld et al. (2006) find that green management measures such as
certified EMS life-cycle assessment activities, or waste disposal
measures have a positive effect on future environmental product or
process innovations." (Nogareda & Ziegler, 2006). Dari penelitian
yang telah dilakukan oleh Nogareda, berarti
perusahaan yang
melakukan Green Management cenderung tingkat inovasi produknya dan juga
inovasi dalam proses produksinya tinggi. Mereka berusaha terus menerus
mencari inovasi baru yang ramah lingkungan sesuai dengan strategi dan
komitmen yang mereka pilih.
Kerangka kerja dan pola
pikir untuk menjadikan perusahaan bernuansa hijau, perlu melibatkan
prinsip-prinsip di atas pada lintas elemen dalam perusahaan. Keseluruhan
usaha di atas dapat menjadi
gambaran dari suatu perubahan
mendasar dalam strategi suatu perusahaan. Perubahan tersebut dapat
secara bertahap, tetapi mampu dan dapat dilakukan oleh perusahaan.
Bussiness Ethics vs Strategy Masalah lingkungan telah menjadi topik hangat di kalangan pimpinan bisnis
serta manajer dan organisasi diseluruh industri. Perhatian terhadap lingkungan telah menjadi bagian integral
dari
strategi organisasi di berbagai perusahaan. Misalnya dengan merubah
kebijakan mengurangi emisi, di mana evaluasi tiap unit/departemen tidak
hanya berdasarkan hasil keuangan tetapi juga seberapa baik mereka
mengurangi emisi, dan berbagai bentuk kebijakan lainnya. Contoh perilaku
perusahaan dalam etika
bisnis berhubungan erat dengan isu
Tanggung Jawab Sosia! Perusahaan - CSR (Corporate Social
Responsibility). Konsep Tanggung Jawab Sosial perusahaan, cukup sulit
didefinisikan. Bagi sebagian perusahaan berisi komitmen moral untuk mend
istribusikan kekayaan perusahaan dari pemegang saham pada pihak lain.
Bagi perusahaan lain CSR merupakan alat komunikasi yang hanya bersifat
retorika dengan stakeholder ekternal yang sedang "fashionable" saat ini.
Bagi perusahaan lain mungkin merupakan suatu cara yang tidak terlalu
kentara untuk menuju maksimalisasi laba. Yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan CSR secara strategis untuk meningkatkan laba harus dibedakan
dengan CSR yang dilakukakan karena berdasarkan moral. Menurut Baron
secara umum gerakan CSR ada tiga motif. "The motive, for strategic CSR
is to increase the profits of the firm in the absence of an external
threat. A Second motive. for CSR is to reduce threats to the: firm, from
its non market of as from activists and governments The third motive is
moral, the firm voluntarily respond to the needs of others without a
compensating profit" (Baron, 2003, 658).
Perusahaan dalam
melaksanakan CSR nya dapat saja karena mempunyai motif untuk
meningkatkan keuntungan. Motif yang kedua, perusahaan melaksanakan CSR,
karena untuk mengurangi
ancaman atau tekanan dari pemerintah atau
aktivis LSM. Dan motif yang ketiga adalah karena kesadaran moral, tanpa
pamrih untuk mendapatkan keuntungan finansial, perusahaan secara sadar
merespon
kebutuhan akan pentingnya perhatian pada lingkungan.
Dari
ketiga motif di atas, dapat diketahui bahwa gerakan yang dilakukan
perusahaan sebenarnya apakah besifat strategis ataukah etis. Dari model
pendekatan nuansa hijau dalam green manajernen,
contohnya pada
level pendekatan aktivis, maka dapat dikatakan perusahaan sudah
melakukan aktivitas bisnis secara etis, dengan motivasi moral,
menyelamatkan lingkungan. Walaupun pihak
manajemen sadar bahwa
aktivitas yang dilakukannya mengeluarkan biaya besar, tetapi belum tentu
mendatangkan keuntungan jangka pendek, tetapi sebenarnya secara
strategis dapat memberikan keuntungan
jangka panjang. Memang sering kali sesuatu yang bersifat etis, sering kali tidak strategis
bagi perusahaan, dan sebaliknya sesuatu yang strategis sering kali tidak etis bagi
pihak
lain. Berikut ini gambaran bagaimana pendekatan green management yang
dapat bersifat etis tetapi sekaligus juga etis, bagi tercapainya tujuan
perusahaan jangka panjang.
Peran "Green Management" pada keberlangsungan perusahaan
STRATEGICS
ETNICS
GREEN
MANAGEMENT
SUSTAINABLE
ENTERPRISE
kebijakan
aktivitasnya berbasiskan pada green manajemen akan menjadi perusahaan
yang sustainable atau lestari secara utuh. lni karena perusahaan
memiliki diferensiasi dan mau tidak mau harus melakukan inovasi terus
menerus sehinggga mampu bersaing berbasis pada RBV (Resource base view)
dengan pesaingnya, hal ini secara strategis sangat berarti bagi
keberlanjutan perusahaan. Di sisi lain juga memperhatikan lingkungan,
yang merupakan aspek etis dalam aktivitas bisnisnya, karena pihak manajemen tidak semata-mata hanya
memperhatikan
aspek finansialnya saja. Aktivitas perusahaan melalui Green management
dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan. Competitive Advantage
Keunggulan bersaing dari Porter sudah
begitu popular dalam dunia bisnis. Pengertian keunggulan bersaing (competitive advantage) menurut Kuncoro
adalah:
"Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif (competitive
advantage) ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak
dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain,
atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan
lain.
Dengan demikian, keunggulan kompetitif menjadi suatu kebutuhan penting
bagi sukses jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan yang melaksanakan Green Management, sebenarnya telah
memiliki keunggulan bersaing. Karena perusahaan harus melakukan inovasi,
mengeksplotasi kemampuan internalnya untuk melakukan sesuatu yang
berbeda yang tidak mampu dilakukan pesaingnya. Contoh perusahaan mobil
yang mencoba melakukan adalah Toyota dan Honda yang saling bersaing
mencoba mobil Hibyrd yang ramah lingkungan.
Perusahaan-perusahaan
tersebut berusaha memperoleh keunggulan kompetitif melalui isu
lingkungan sebagai kebutuhan penting untuk sukses jangka panjang/
kelestariannya. Perusahaan yang melaksanakan aktivitasnya berdasarkan
konsep agar memperoleh kelestarian atau "suslainable" dikemudian hari,
umumnya perusahaan tersebut memperoleh nilai dari para stakeholder-nya,
sekligus memberi kontribusi pada lingkungan dan
sosialnya.
Berdasarkan pada pandangan RBV (resource-based view), perusahaan perlu
mengeksploitasi kemampuannya untuk dapat bersaing. Melalui Green
management, perusahaan dapat melakukan
inovasi melalui seluruh
aktivitasnya agar dapat mendapatkan keunggulan bersaing. Penemuan
produk- produk baru yang ramah lingkungan misalnya dapat menjadi suatu
yang berbeda/ differensiasi bagi perusahaan sekaligus etis dari sisi
etika bisnis, tanpa harus bersaing langsung dengan pesaing sejenis
lainnya.
Hal ini sejalan dengan apa yang ditulis oleh Baron: "In the market environment one generic strategy is
differentiation,
where a firm attempts toposition its products and services in a
relatively uncrowded segment of the market. In the non market
environment some firms attempt to differentiate themselves from other
firms in their industry. Starbucks has done so by its commitment to
social responsibility. BP has positioned itself as a green oil company."
(Baron, 2003: 34). Perusahaan yang Lestari Seutuhnya (wholly
sustainable enterprise) Munculnya sustainability atau kelestarian
perusahaan menjadi salah satu elemen penting dalam strategi bisnis,
dipicu
oleh berbagai macam faktor, antara lain pesaing, teknologi, regulasi,
harapan konsumen dan sebagainya. Perusahaan yang menginginkan
keberlanjutan perusahaannya tercapai harus berusaha
untuk meningkatkan kinerjanya baik keuangan, sosial, maupun lingkungan.
Perusahaan -perusahaan terkemuka mulai memacu peningkatan nilai
perusahaannya ataupun nilai stakeholdernya dengan memperluas definisi
menjadi perusahaan yang sustainable melalui gerakan bernuansa hijau.
Perusahaan tidak hanya berhasil dalam kinerja keuangan (financial)
tetapi juga kinerja
sosila dan lingkungan (non financial).
Perusahaan berharap dengan melakukan hal tersebut dapat memberikan hasil
yang positif bagi kehidupannya. Perusahaan yang dapat mencapai
kelestarian secara utuh adalah perusahaan yang menggerakkan aktivitasnya
secara terus menerus untuk meningkatkan nilai melalui penerapan praktIk
bisnis yang dapat menunjang kelestariannya. Dalam keseluruhan dasar
dari kegiatan
perusahaan - mulai dari produk dan jasa, angkatan
kerja, fungsi/proses produksi maupun manajemen/tata kelola perusahaan
melaksanakan komitmen menuju perusahaan yang lestari. Banyak perusahaan
yang menetapkan bidang spesifik agar perusahaan dapat berkesinambungan
hidupnya, tetapi sangat sedikit yang menetapkan suatu strategi yang luas
untuk mencapai peningkatan kinerja sosial dan lingkungannya.
Melalui peningkatan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dapat
melakukan investasi saat ini, dan mendapatkan sustainability dimasa yang
akan datang. Dengan memosisikan sebagai `green company`, dapat memberi
kesan perusahaan melakukan evolusi terus menerus, berkelanjutan dan
bertanggung
jawab untuk masa depannya. Mungkin dengan
mengedepankan kelestariannya, dapat saja mengurangi laba jangka
pendeknya. Namun perusahaan perlu memperhatikan juga keberlangsungan
hidupnya, dengan menyeimbangkan kepentinganinternal/laba dan juga
eksternal/sosial.
Menjadi perusahaan yang
sustainable seutuhnya merupakan perjalanan yang memerlukan waktu
panjang. Tiap perusahaan memandang dan mencapainya dengan cara yang
tidak sama, dengan alasan yang berbeda bahkan sering tanpa memiliki
gambaran yang jelas. Walaupun demikian, jelas bahwa sekecil apapun suatu
usaha lebih baik dari pada tidak melakukan sama sekali
KESIMPULAN
Perusahaan
yang mendapatkan pencerahan etika dalam kegiatannya dan melaksanakan
sepenuhnya, menyadari bahwa integritas dan kepercayaan merupakan elemen
yang penting untuk mempertahankan
hubungan bisnis yang sukses.
Perusahaan yang etis dalam kegiatan bisnisnya selain dihargai masyarakat
secara umum juga akan mempererat jaringan kerja, semakin mendapatkan
simpati dari karyawan, pelanggan, pemasok maupun mitranya. Meskipun
perusahaan merasa telah melakukan sesuatu yang benar secara etika,
tidaklah secara ekonomis selalu menguntungkan dalam jangka pendek, namun
disisi lain dapat menumbuhkan keyakinan bahwa uang atau laba bukanlah
segalanya dan bahwa pada akhirnya akan memberikan manfaat jangka panjang
pada perusahaan. Manfaat jangka panjang dapat diartikan bersifat
strategis bagi perusahaan
serta mencapai sustainable (kelangsungan hidup jangka panjang). Green management dapat menjadi
pertimbangan
sebagai salah satu program inovasi lingkungan yang selain bersifat
strategis juga etis. Pada dasarnya strategi yang baik adalah strategi
yang tentunya juga baik secara etika (good strategies
are firmly
grounded in good ethics). Dengan melakukan green management diharapkan
perusahaan dapat menuju pada sustainability (strategis), social
responsibility (etis dan strategis) dan sekaligus environmental
sensitivity (etis). Perusahaan yang lestari seutuhnya itulah tentu yang
menjadi harapan!
Senin, 29 Mei 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar