1. Hutang menumpuk

PT Gagan Indonesia dinyatakan pailit atau bangkrut oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena tak menemui kesepakatan antara pihaknya dengan pihak kreditur mengenai Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Asal tahu aja, besaran hutang PT Gagan Indonesia nggak main-main, yakni mencapai Rp 273,69 M!
2. Gerai resmi kalah bersaing

Tak hanya perkara hutang, salah satu faktor yang menyebabkan Vans Indonesia terpaksa tutup adalah karena gerai resmi Vans di Indonesia kalah bersaing dengan toko-toko reseller, online shop hingga makin banyaknya penjual produk palsu.
3. Tak hanya menjadi distributor resmi Vans, tapi juga beberapa merek terkenal lainnya

Selama ini, PT. Gagan Indonesia juga dikenal sebagai distributor dari Adidas dan Quicksilver. Selain itu, mereka juga memegang merek Bebe, Ted Baker dan Promod.
4. Kurang merangkul komunitas

Di luar negeri, Vans sukses menjadi salah satu merek sneakers idola remaja karena kuatnya cengkeraman Vans pada komunitas maupun kultur yang tengah digandrungi remaja. Misalkan saja, Vans menjadi sponsor gelaran Vans Warped Tour yang merupakan salah satu festival musik terbesar di Amerika Serikat, hingga menjadi sponsor bagi acara-acara skateboarding. Di Indonesia, hal itu jarang terjadi. Padahal, penggemar produk Vans di Indonesia terbilang besar.
5. Tutup Sementara

Meskipun sempat tutup, namun melalui akun Instagram resmi Vans Indonesia, mereka mengatakan kalau tutupnya gerai Vans di Indonesia bersifat sementara. Mereka mengucapkan permohonan maafnya sekaligus berterimakasih karena selalu mensuport Vans.
Semoga kasus ini segera selesai dan Vans bisa kembali beroperasi di Indonesia. Males juga kan kalau harus beli produk kw?
0 komentar:
Posting Komentar